• MTS AL-IMAN 02 BULUS
  • Excellent School for Smart People

MAGHRIB (Part 2)

Cerpen oleh M Hafel Bimasina (9B) 

“Le, itu kamu nak?” suara Bapak kembali datang dari arah dapur. Aku ragu untuk menengok ke sana. Aku masih menunggu jawaban mamak. Namun entah kenapa mamak diam saja. Lalu kulihat kakinya berjalan ke arahku. Setelah dekat, kulihat kakinya pucat. Kakiku jadi gemetaran tak karuan, seluruh bulu kudukku berdiri. Tapi aku hanya bisa diam terpaku.

“Le, sini bantu bapak sebentar," seru bapak lagi.

HEY,TUNGGU. Apakah aku bermimpi lagi? Kaki mamak melayang sekarang!

“Le, sini cepat!”  (duk,duk,duk) suara kaki bapak keluar dari dapur.

Merasa aman karena akan ada Bapak, aku langsung mendongak dengan cepat sambil membaca ayat-ayat yang tersisa di pikiranku. Darrr. Jantungku bertambah kencang. Hanya ada bapak yang menatapku dari pintu dapur.

“Le, kenapa? Ditanya bapak mbok dijawab, sini kamu,” ucap bapak agak kesal.

Aku langsung berlari ke arahnya, berpura-pura tak melihat apa-apa. Sembari membantu bapak memasang lampu dapur, aku bertanya. “Bapak, mamak ke mana?”

“Oh, tadi mamak bilang mau beli telur ke warung.  Sekalian nyari kamu, udah mau maghrib kok gak pulang-pulang, “ ujar bapak. Begitu lampu sudah menyala, bapak langsung  menyuruhku bersiap-siap ke masjid, “Yaudah le,  sana, bersih-bersih dulu.”

“Iya pak,” ucapku sambil menuju kamar mandi.

Setelah selesai, aku masuk ke kamar, bersiap-siap ke masjid. Setelah kejadian tadi, kini aku semakin waspada dengan banyak hal. Pendengaran dan penglihatanku terasa semakin tajam. Tiba-tiba sekelebat aku melihat ada sesuatu di halaman. Sepertinya mamak pulang, batinku. Segera kudekati jendela guna memastikannya.

“Ya, sepertinya itu mamak. Tapi boneka apa yang ia bawa. Kenapa bonekanya mirip dengan boneka  di mimpiku,” batinku heran. Ibu-ibu yang mirip mamak tersenyum melihatku di balik jendela. Ia melambaikan tangannya. Karena tak begitu yakin, aku pun segera membuka jendela. Ketika kudongakkan kepala keluar, ia justru menatapku dengan sangat tajam, lalu tersenyum memperlihatkan semua giginya. Sudah jelas, itu bukan mamak. Sisa-sisa ketakutanku pun semakin menyeruak. 

“LLLEEEEEE,” suara kencang bapak yang sudah di berdiri di kamar tiba-tiba mengejutkanku. Aku segera menghadap kepada bapak. “Kamu ko ngalamun maghrib-maghrib begini to, ini jendela juga mbok ditutup, nanti setannya pada masuk. Sudah berapa kali mamakmu mengingatkan,” ucap bapak sambil menutup jendela dan gordennya.

Saat melihat bapak menutup jendela, aku sudah tak melihat lagi ibu-ibu itu. “Bapak tadi lihat ibu-ibu di depan?” selidikku. "Ibu-ibu siapa, bapak tak lihat apa-apa," jawab bapak. Membuatku semakin ngeri.

“Yaudah bapak tak ke masjid dulu. Dah mau naik ini,” kata bapak sambil berlalu. “Bapak, mamak sudah pulang belum?” tanyaku cepat sebelum bapak pergi. “Belum, pintunya kamu kunci saja ndakpapa. Taruh di tempat biasa,” jawab bapak agak keras dari depan. Aku pun mengiyakannya. Biasanya, bapak memang pergi lebih dulu.

Setelah bapak pergi, aku mencoba berpikir sepositif mungkin agar rasa takutku hilang. Meski cerita mamak tentang gadis kecil dengan bonekanya seringkali mampir di pikiranku, aku segera menepisnya. Jika mengingatnya, aku pasti semakin tak berani.

Aku segera mempercepat langkah. Kuraih peci dan sarung lalu bergegas lari keluar. Sesampainya di ruang tengah, DEGG. Langkahku berhenti seketika. Mataku tiba-tiba menatap tajam ke depan. Kakiku terasa semakin bergetar, jantungku juga semakin kencang. Bagaimana tidak, boneka yang tadi kulihat telah bertambah banyak, dan kini sedang berbaris rapi di pintu. Lalu tiba-tiba, sebuah tangan dingin terasa di pundakku.   

............

 

Yuk baca part 1 nya di link berikut https://server.mtsaliman02.sch.id/read/156/maghrib 

 

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Kekuatanku yang Fana

Puisi oleh Raihan Hafiz Ramadhan   Kuayunkan pedangku tuk memerangi nafsu Kutembakkan senapanku tuk memberantas malasku Kuledakkan bomku tuk menghancurkan kenakalanku Kukerahk

12/03/2024 04:32 - Oleh Siti Badriyah, S.Psi. - Dilihat 234 kali
Aku, Kamu, dan Pena

Puisi karya Aisyah Aqlina (9F)   Ini bukan tentang kita Tapi  tentang aku, kamu, dan pena pena yang menggoreskan sejarah baru tentang kita di atas buku putih dan biru &n

13/01/2024 09:41 - Oleh Siti Badriyah, S.Psi. - Dilihat 112 kali
MONDOK

Cerpen Karya Aksa Byakta Diwangkara (7A) Malam itu terasa cepat sekali. Rasanya baru sekedip mata, tapi suara kokok ayam segera terdengar. Kukkuruyukkk. “Ali, bangun Nak. Sudah s

27/12/2023 09:09 - Oleh Siti Badriyah, S.Psi. - Dilihat 215 kali
Negeri Para Siluman

Fabel karya Achmad Zaini Dahlan/9A   Di suatu negeri, tinggallah kumpulan manusia yang sebagian besar penduduknya merupakan jelmaan dan beberapa hewan liar (siluman). Diceritakan

20/11/2023 09:07 - Oleh Siti Badriyah, S.Psi. - Dilihat 266 kali
Harga Sebuah Pertemanan

Cerpen oleh Siti Alifatul M /9D   Pagi ini matahari bersinar cerah. Di depan gedung SMA yang megah, dua orang siswi yang sangat akrab sedang bercengkrama. Mereka adalah Cais

16/11/2023 07:57 - Oleh Siti Badriyah, S.Psi. - Dilihat 287 kali
Jaksa Muda

Cerpen oleh M. Ikhsan Zain/9A   Mata Zeta melihat ke arah papan tulis yang berisikan materi-materi tentangm sejarah dan hukum-hukum. Zeta adalah siswa yang sangat rajin di kelasn

13/11/2023 08:31 - Oleh Siti Badriyah, S.Psi. - Dilihat 277 kali
Pantun : Belajar

Karya Aflah Ngafifurrahman (7A)   Naik kereta menuju Makassar Mesinnya rusak semakin parah  Kalau ingin jadi anak pintar Janganlah malas untuk sekolah   Cuaca pana

09/11/2023 15:06 - Oleh Siti Badriyah, S.Psi. - Dilihat 208 kali
Vespa Kita

Cerpen oleh M Wa'il Al-Faruqy  (9A)     Lelah masih terasa setelah semalam membadali Kiai. Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dan ketukan pintu, diikuti oleh sebua

06/11/2023 14:20 - Oleh Siti Badriyah, S.Psi. - Dilihat 237 kali
Surga Duniaku

Karya Anna Althoufunnisa 8E   Bu, aku tahu kau penuh pengorbanan Melahirkanku dengan rasa sakit juga bahagia mengajariku membaca, berhitung, menulis kau ajari aku kehidup

02/11/2023 11:51 - Oleh Siti Badriyah, S.Psi. - Dilihat 209 kali