
Pelukan dan Ciuman di Tempat Umum, Sudahkah Dianggap Biasa?
Oleh: Muslih Al Badri, S.Hum.
Ngeri. Fenomena kemesraan yang bebas ditampilkan di tempat umum, seperti pelukan dan ciuman tanpa ikatan sah, menjadi pemandangan yang semakin biasa. Tidak ada teguran atau larangan dari sekitar, sementara norma-norma perlahan terkikis. Hal ini mencerminkan lemahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga moralitas di ruang publik.
Dalam sebuah berita yang mencuri perhatian, "Indonesia Darurat Seks Bebas," Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) melaporkan bahwa hubungan seks luar nikah pada remaja usia 15-19 tahun meningkat drastis. Sebanyak 59% perempuan dan 74% laki-laki di usia tersebut telah melakukannya. Angka ini menjadi pengingat akan perlunya tindakan nyata untuk mencegah degradasi moral di kalangan generasi muda.
Tugas Kita
Dulu, pada era 1980-an hingga awal 2000-an, tayangan televisi yang menampilkan sesuatu yang dianggap tidak pantas sering mendapat protes keras dari masyarakat. Iklan-iklan dihentikan, dan norma tetap dijaga. Namun, sekarang? Siapa yang mampu memprotes? Bahkan jika ada yang memprotes, tindak lanjutnya sering kali nihil. Kadang, suara masyarakat kalah oleh mereka yang memiliki kekuasaan atau kekayaan.
Masalah ini menjadi lebih kompleks dengan kehadiran media sosial. Platform seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan YouTube sering menyajikan tayangan yang tidak layak konsumsi oleh anak-anak. Konten-konten ini muncul tanpa filter, dengan anak-anak sebagai korban utama. Berdasarkan data dari Detik (April 2024), sebanyak 5,5 juta anak di Indonesia telah menjadi korban pornografi, termasuk anak-anak di jenjang SD, SMP, SMA, bahkan PAUD.
Lebih mengkhawatirkan lagi, Indonesia pernah menempati peringkat kedua sebagai negara dengan pengakses konten pornografi terbanyak, menurut survei situs penyedia video dewasa pada 2018. Pada 2024, apakah angka ini semakin meningkat atau menurun? Berdasarkan survei Kompas.com (2021), 66% anak laki-laki dan 63,2% anak perempuan sudah pernah melihat konten seksual dari game online.
Penyebab dan Dampaknya
Maraknya perilaku seks bebas dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti:
-
Pengaruh media sosial.
-
Akses mudah ke konten pornografi.
-
Pergaulan bebas.
-
Kurangnya pendidikan seksual yang komprehensif.
Hal ini berdampak negatif pada kesehatan fisik, psikologis, dan moral generasi muda. Berita-berita tentang perilaku yang menyimpang hampir setiap hari menghiasi media.
Langkah Kecil, Dampak Besar
Sebagai masyarakat, kita dapat mengambil langkah untuk mengingatkan anak-anak ketika melihat mereka melakukan sesuatu yang tidak pantas di tempat umum. Seperti halnya seorang ibu hamil yang menegur orang yang merokok di dekatnya demi melindungi janin, mengapa kita tidak melakukan hal serupa terhadap tontonan atau perilaku tidak pantas?
Jika tidak mampu dengan tindakan, lakukan dengan lisan. Jika lisan pun terasa berat, setidaknya kita merasa tidak setuju dalam hati. Rasulullah SAW bersabda:
«من رأى منكم منكرا فليغيره بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع فبقلبه وذلك أضعف الإيمان»
“Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Jika masih tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
Saatnya kita bersama-sama menjaga moral generasi muda agar terhindar dari pengaruh buruk yang kian merajalela. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan untuk terus berjuang menjaga akhlak masyarakat, dimulai dari lingkungan sekitar.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Menjadi Guru Ideal Itu Sulit!
Oleh: Miftahurrohman Menjadi seorang guru adalah impian banyak orang. Penulis pernah melakukan sebuah survey sederhana dengan memberikan pertanyaan “Cita-cita-mu nopo, Le
Kenali Tingkat Pikiran Kita Yuk!
Oleh: Muslih Al Badri, S.Hum. Dalam kehidupan sehari-hari, ketika kita berkumpul dengan teman, kolega, saudara, tetangga dan lainnya, selalu saja ada yang kita diskusikan, kita
Punya Anak Kok Malah Mondok? Mau Jadi Apa?
Oleh: Achmad Fauzi, S.S. Memberikan pendidikan terbaik untuk buah hati adalah cita-cita setiap orang tua. Tidak peduli apapun rintangannya, orang tua akan berjuang habis-habisa
KEINGINAN TANPA KESUNGGUHAN ADALAH KEGILAAN
Oleh: Siti Nurrohmah Coba pikirkan kembali, apa makna kerja keras bagimu? Apakah kerja keras berarti kita harus bekerja tanpa pantang menyerah meskipun kesulitan dan halangan s
BAPAK… IBU… ANDA HARUS TAHU!!!
Oleh: Khamid, M.Pd. Fenomena dekadensi moral sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Namun, beberapa tahun belakangan ini tampak makin parah sejalan dengan pesatnya perkembang
Hadiah dari Tuhan
Oleh: Siti Badriyah, S.Psi. Menjadi guru bukan hal mudah. Selain dituntut memiliki pengetahuan, kita juga dituntut memiliki akhlak yang baik. Belum lagi tuntutan administrasi y